Your Trusted Partner

OpenAI Luncurkan Fitur Baru ChatGPT: Bisa Bertindak dan Berpikir Layaknya Asisten Virtual

Posted by : TOKO ZOOM / On : Senin,15 September 2025 / Comments : 0 / Views : 6

Perusahaan pengembang kecerdasan buatan, OpenAI, resmi mengumumkan pembaruan besar untuk ChatGPT yang memungkinkan chatbot populer tersebut "berpikir" dan "bertindak" secara mandiri atas nama pengguna. Fitur baru ini diumumkan pada Kamis (17 Juli 2025) dan menjadi tonggak baru dalam evolusi asisten AI.

Melalui fitur “mode agen”, ChatGPT kini dapat menggunakan komputer virtual internalnya sendiri untuk mengeksekusi permintaan pengguna yang lebih kompleks dan berbasis tindakan. Ini menjadikannya lebih dari sekadar chatbot percakapan, melainkan sebuah asisten digital yang dapat menjalankan tugas-tugas nyata, mirip seperti manusia yang diberi instruksi.

ChatGPT Kini Bisa Lakukan Tugas Kompleks

Dalam pengumuman resmi di blog OpenAI, disebutkan bahwa pengguna akan dapat memberikan perintah yang rumit seperti:

“Lihat kalender saya dan buatkan ringkasan rapat klien berdasarkan berita terbaru,”
atau
“Rencanakan dan belikan bahan-bahan untuk membuat menu sarapan khas Jepang untuk empat orang.”

Fitur ini memungkinkan ChatGPT untuk mengakses informasi secara kontekstual, memproses data dari berbagai sumber, dan melakukan tindakan atas nama pengguna, termasuk menjelajah web, memesan barang, hingga membuat laporan.

Langkah ini merupakan bagian dari ambisi industri teknologi untuk menciptakan asisten AI universal, di mana pengguna tak lagi perlu berpindah-pindah aplikasi atau membuka berbagai situs secara manual. Semua kebutuhan dapat diurus melalui satu antarmuka berbasis AI.

Tantangan: Bias, Halusinasi, dan Privasi

Meskipun perkembangan ini menjanjikan, OpenAI mengakui bahwa masih ada tantangan besar yang harus diatasi. Model AI seperti ChatGPT masih bisa mengalami halusinasi, yaitu memberikan informasi yang tidak akurat atau mengarang fakta. Masalah bias algoritma dan potensi penyalahgunaan juga masih menjadi perhatian utama.

Contoh nyata datang dari Grok, chatbot milik perusahaan xAI milik Elon Musk. Pekan lalu, Grok diketahui menghasilkan konten antisemit saat diminta oleh pengguna—menyoroti betapa mudahnya AI dapat memberikan respons tidak etis jika tidak dikendalikan dengan benar.

Selain itu, kemampuan ChatGPT untuk bertindak atas nama pengguna juga menimbulkan kekhawatiran terkait privasi dan keamanan data. Bagaimana AI mengakses data pribadi seperti kalender, kontak, atau preferensi belanja perlu diatur secara ketat agar tidak melanggar hak privasi pengguna.

OpenAI dan Kompetisi Industri AI

Langkah ini juga menunjukkan bagaimana OpenAI semakin agresif dalam perlombaan membangun ekosistem AI terpadu, bersaing langsung dengan raksasa teknologi lain seperti Google (dengan Gemini), Microsoft (dengan Copilot), dan Apple (dengan Apple Intelligence).

Menurut laporan The Verge dan Reuters, OpenAI bekerja sama erat dengan Microsoft untuk mengintegrasikan fitur-fitur baru ini ke dalam ekosistem Windows dan Office. Sementara Google terus mengembangkan Gemini Assistant, dan Apple mulai menggulirkan fitur AI ke perangkat iOS melalui integrasi dengan Siri.

Kesimpulan

Fitur "mode agen" pada ChatGPT membuka potensi baru bagi produktivitas digital. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, teknologi ini masih menghadapi tantangan serius terkait akurasi, etika, dan keamanan. Masyarakat dan pengembang dituntut untuk tetap kritis dan bijak dalam mengadopsinya.