Bagi Anda yang terjun di dunia online, istilah cyber crime pasti sudah
tidak asing lagi. Kejahatan dunia maya ini bisa mengincar siapa saja dan dapat
terjadi kapan pun. Jika menjadi korbannya, Anda akan mengalami banyak kerugian.
Terutama, secara finansial.
Lalu, apa sebenarnya cyber crime itu dan bagaimana cara
menghindarinya?
Pada artikel ini, kami akan mengulas tentang cyber crime secara lebih
lengkap. Mari simak sampai akhir!
Pengertian Cyber Crime
Cyber crime adalah tindak kejahatan yang dilakukan secara online.
Kejahatan ini tidak mengenal waktu dan tidak pilih-pilih target. Bisa terjadi
pada individu atau perusahaan di mana pun berada. Jadi, Anda perlu waspada.
Tujuan cyber crime sendiri beragam. Bisa sekedar iseng, sampai kejahatan
serius yang merugikan korbannya secara finansial.
Dalam praktiknya, cyber crime bisa dilakukan seorang diri atau
melibatkan sekelompok orang. Para pelaku cyber crime tentu adalah orang yang
sudah ahli dalam berbagai teknik hacking. Bahkan, tak jarang sebuah aksi cyber
crime dilakukan dari berbagai tempat berbeda di waktu bersamaan.
Banyak contoh aksi cyber crime yang masih terjadi. Anda tentu telah
mendengar informasi bahwa beberapa waktu yang lalu kejahatan online ini menimpa
salah satu e-commerce terbesar di Indonesia.
Pelaku meretas server perusahaan tersebut, dan berhasil mencuri jutaan
data pelanggan. Mulai nama, nomor handphone, hingga alamat. Semua data tersebut
bisa saja diperjualbelikan demi keuntungan pelaku. Hal ini tentu menjadi
pukulan bagi citra perusahaan sekaligus kerugian bagi para pelanggannya.
Pun demikian, itu hanyalah salah satu dari jenis cyber crime. Masih
banyak jenis lain yang perlu Anda ketahui. Apa saja?
Jenis-jenis Cyber Crime
Mari pelajari jenis-jenis cyber crime yang masih sering dijumpai saat
ini. Ini dia daftarnya:
1. Identity Theft
Sesuai namanya, identity theft adalah jenis cyber crime berupa aksi
pencurian identitas. Pelaku identity theft akan melakukan teknik peretasan pada
website korban. Mereka akan mengakses server website untuk mendapatkan
informasi pribadi yang tersimpan.
Identity theft akan cenderung menyasar toko online, website membership
dan jenis website lain yang menggunakan data pelanggan dalam proses
layanannya.
Selain itu, identity theft juga dapat terjadi saat Anda mengakses situs
abal-abal. Hal ini terjadi ketika Anda memberikan data pribadi padahal situs
itu sebenarnya milik peretas.
Contoh kasus yang kerap terjadi adalah pencurian identitas menggunakan
sayembara online. Tergiur iming-iming hadiah yang besar, korban mengisi data
diri di sebuah website. Ternyata, undian sayembara tidak pernah ada. Namun,
data diri korban sudah terlanjur dimiliki pelaku kejahatan
2. Carding
Carding adalah jenis cyber crime yang berupa pembobolan kartu kredit.
Pelaku kejahatan mencuri data informasi kartu kredit, dan menggunakannya untuk
kepentingan pribadi.
Percaya atau tidak, carding adalah salah satu jenis cyber crime yang
masih sering dilakukan. Kasus terakhir bahkan sempat terkait dengan beberapa
orang terkenal.
Bagaimana pelaku bisa melakukan carding? Ada banyak cara, bisa dengan
phising, memasang malware di toko online, atau membeli informasi dari gelap
internet.
Dampak dari carding cukup merugikan. Sebab, jika tidak cepat disadari,
pemilik kartu kredit harus membayar tagihan besar atas belanja yang tidak
dilakukan. Kadang, dalam jumlah yang sangat besar.
3. Corporate Data Theft
Corporate data theft mirip dengan identity theft. Bedanya, jenis cyber
crime ini menyasar data perusahaan.
Pelaku meretas situs perusahaan, kemudian mencuri data-data yang
penting. Data perusahaan yang berhasil didapatkan bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan pribadi, misalnya untuk bisa mengaksesnya tanpa hak. Bisa juga,
data tersebut dijual di pasar gelap dengan harga tinggi.
Bentuk kejahatan online ini pernah dialami oleh perusahaan-perusahaan
besar. Salah satunya, Canva.
Situs desain grafis ini berhasil diretas sehingga 139 juta data pelanggan terancam. Artinya, dalam satu aksi
saja, pencuri bisa mendapatkan banyak data untuk digunakan melakukan tindak
kejahatan
4. Cyber Extortion
Istilah cyber extortion mungkin masih asing bagi Anda. Padahal, jenis
cyber crime berupa pemerasan ini cukup sering terjadi. Kejahatan online ini
bisa menimpa perusahaan atau pribadi. Modusnya, pelaku akan meminta uang
sebagai tebusan atas data penting yang telah dicuri.
Kasus cyber extortion yang marak saat ini adalah penggunaan
ransomware. Malware ini masuk ke perangkat korban dan mengendalikan data di dalamnya.
Pemilik tidak dapat mengakses data tersebut tanpa menggunakan sandi dari pelaku
kejahatan.
Nah, untuk mendapatkan sandi tersebut, harus ada uang tebusan yang
dibayarkan terlebih dahulu.
Banyak perusahaan terkenal di dunia yang menjadi korban kejahatan ini,
seperti Nokia, Domino, dan Freedly. Bahkan, pada kasus Domino, peretas meminta tebusan 30.000 Euro agar
data 650.000
pelanggan Domino tidak disebarluaskan.
5. Cyber Espionage
Cyber espionage adalah jenis cyber crime yang memata-matai target
tertentu, seperti lawan politik, kompetitor suatu perusahaan atau bahkan pejabat
negara lain.
Pelaku menggunakan teknologi canggih untuk memata-matai secara online.
Cyber espionage biasa dilakukan dengan memanfaatkan spyware. Dengan aplikasi
yang ditanam di komputer korban, semua aktifitas dan data penting bisa diakses
tanpa disadari.
Sebagai contoh, kejahatan cyber espionage ini pernah menimpa Barack Obama. Saat itu spyware digunakan untuk mencuri
data sensitif terkait kebijakan luar negeri Amerika.
5+ Aksi Cyber Crime
Setelah mengetahui jenis-jenis cyber crime, Anda perlu tahu apa saja
aksi yang biasa dilakukan oleh pelaku cyber crime. Ini dia bentuk aksinya:
1. Serangan Malware
Malware adalah aksi cyber crime dengan menggunakan software yang menyusup
ke perangkat korban. Aksi ini sering berhasil mencapai tujuan karena korban
tidak tahu ada malware menyerang. Artinya, aksi kejahatan bisa dilakukan dengan
leluasa.
Biasanya malware masuk melalui email, pesan di instant messaging atau
saat akses ke website berbahaya. Tak jarang juga malware masuk melalui tema
atau plugin WordPress yang diinstal ke sistem website Anda.
Saat berada di perangkat korban, malware bisa melakukan apapun sesuai
program yang dijalankan. Misalnya, mencuri data, memata-matai perilaku online
korban hingga menghapus data yang diinginkan.
2. Phishing
Phishing masih menjadi aksi cyber crime favorit hacker. Alasannya,
kejahatan online ini terbukti masih efektif, terutama untuk pencurian
identitas. Menurut sebuah laporan,
aksi cyber crime 67% bermula
dari phishing.
Data yang menjadi tujuan phising berupa data pribadi (nama, usia, dan
alamat), data akun (username dan password) dan data finansial (nomor kartu
kredit dan kode sandi).
Langkah phising kerap berhasil karena pelaku phising menyamar menjadi
pihak yang berwenang atau lembaga resmi, sehingga korban tidak merasa curiga.
Contoh kasus phising yang terkenal adalah penggunaan PayPal untuk aksi kejahatan. Bagaimana aksi tersebut
dijalankan?
Pelaku mengirimkan email kepada korban dengan berpura-pura sebagai pihak
PayPal. Dalam isi email tersebut, pelaku menyatakan bahwa akun korban telah
“dibatasi” sebagai akibat dari pelanggaran kebijakan.
Lewat email tersebut, pelaku meminta korban untuk memperbarui akun
mereka. Sebuah tautan yang diberikan mengarahkan korban ke situs palsu. Nah,
saat korban memasukkan data diri sesuai petunjuk, pelaku berhasil mendapatkan
informasi yang diinginkan.
Itulah kenapa Anda harus lebih jeli dengan email yang Anda terima.
Sebagai contoh, saat mendapat email dengan alamat panjang berisi perpaduan
huruf dan angka. Selain itu, jangan asal mengklik link di dalam email. Jadi,
Anda tidak mudah masuk ke perangkap pelaku phising.
3. Deface Website
Deface adalah upaya mengubah tampilan sebuah website tanpa hak. Aksi
cyber crime ini pernah heboh di Indonesia karena menimpa website lembaga
pemerintah, KPU.
Dalam aksinya, pelaku yang menyerang situs resmi KPU Kabupaten Seluma
membuat tampilan depannya berubah. Pelaku juga menuliskan bahwa situs tersebut
telah berhasil diretas oleh suatu kelompok.
Selain mengubah tampilan website, aksi cyber crime ini juga sering
digunakan untuk mengarahkan korban ke situs lainnya. Sebagai contoh, aksi
deface pada website Google di Romania. Meskipun aksi ini sendiri disangkal pihak
Google, pengunjung saat itu tidak dapat mengakses situs google.ro.
Dampak deface sangat serius, terutama bagi bisnis. Kredibilitas online
Anda sangat dipertaruhkan. Alasannya, website Anda akan dianggap tidak memiliki
perlindungan yang baik bagi pengunjung.
4. Serangan DDoS
DDoS attacks adalah aksi cyber crime dengan target serangan ke server.
Caranya, dengan membuat traffic sebuah server terlalu tinggi sampai tidak bisa
mengatasi permintaan akses dari pengguna.
Aksi DDoS berupaya membuat server website down, sehingga pengunjung
tidak bisa mengaksesnya. Bisa dibayangkan bagaimana jika hal ini terjadi pada
toko online Anda? Tentu sangat merugikan, ya?
Kenyataannya, DDoS sendiri merupakan salah satu serangan yang populer
digunakan oleh hacker. Alasannya, teknik DDoS dianggap cukup sederhana untuk
dijalankan.
Seperti halnya deface, serangan DDoS sangat mengancam reputasi online
yang dibangun. Kepercayaan konsumen terhadap sebuah bisnis yang mengalami down
tentu akan terpengaruh.
Sayangnya, serangan DDoS memang bisa menimpa siapa saja, termasuk salah
satu media terbesar di dunia, BBC. Saat itu, serangan yang terjadi
mengakibatkan hampir semua layanan BBC lumpuh. Seluruh domain milik BBC tidak
bisa diakses. Parahnya, layanan On-Demand dan radio juga ikut mati. Jadi,
kerugian finansial akibat DDoS tersebut cukup serius.
5. Hacking
Hacking adalah istilah cyber crime yang cukup umum. Aksi ini dilakukan
dengan cara mengakses sistem komputer korban tanpa hak.
Pada dasarnya hacker akan menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk
melakukan berbagai aksi cyber crime. Mulai merusak sistem, mencuri data
pribadi, hingga mengekspos data yang diperoleh ke publik.
Aksi hacking tidak selamanya bertujuan mendapatkan keuntungan finansial.
Banyak juga hacker yang melakukannya sekedar untuk memamerkan keahlian yang
dimiliki.
Contoh aksi hacking yang kerap terjadi adalah pembobolan kata sandi.
Langkah inilah yang menjadi titik awal hacker melakukan tindak kejahatan
selanjutnya.
Beberapa waktu yang lalu, dua media besar
di Indonesia pernah menjadi korban hacking. Para hacker
berhasil menembus sistem keamanan website media tersebut dan berhasil menghapus
beberapa berita yang pernah dimuat.
6. Social Engineering
Sepanjang tahun 2019, tercatat sebanyak 2300 kasus social engineering yang dilaporkan
kepada pihak berwajib. Mayoritas kasus yang dilaporkan berujung pada penipuan
online.
Social engineering adalah aksi cyber crime dengan cara memanipulasi
korbannya. Pelaku biasanya melakukan aksi dengan secara langsung menghubungi
korban. Lewat pendekatan yang dilakukan, tanpa sadar, korban memberikan
informasi yang diinginkan pelaku.
Sebagai contoh, aksi social engineering ini kerap menimpa pengguna ojek
online. Modus yang dijalankan adalah dengan menelpon korban dan menanyakan
kode OTP (One Time
Password). Kode ini cukup penting untuk dapat mengambil
alih akun korban.
Sebenarnya kode OTP yang berasal dari sistem ojek online bersifat
rahasia. Namun, tak jarang korban mau memberikan informasi tersebut dengan
teknik phishing. Nah, jika pelaku berhasil mengakses akun korban, dompet
digital atau kartu kredit yang terhubung dengan akun tersebut bisa
dimanfaatkan.
7. Exploit Kit
Saat ini pelaku cyber crime semakin cerdik dalam melakukan serangan.
Salah satunya dengan menggunakan ‘senjata’ exploit kit yang mudah didapat.
Exploit kit adalah program untuk menyerang komputer dengan sistem
keamanan rendah. Tujuannya, menyusup ke komputer korban dan
memanfaatkannya.
Tercatat 50% serangan hacker menggabungkan metode serangan dengan menggunakan
exploit kit.
Penggunaan exploit kit ini biasanya dimulai dengan aksi phishing lewat
link email, popup, ataupun iklan. Jika korban sudah berhasil dikelabui dengan
mengakses link yang diberikan, exploit kit akan mulai menguasai perangkat
korban.
Lalu, bagaimana cara kerja exploit kit?
Pertama, pelaku akan berusaha agar exploit kits yang disiapkan bisa
masuk ke komputer korban. Setelah itu, program akan mencari kelemahan sistem
pada komputer tersebut. Jika menemukan celah, exploit kits akan memanfaatkannya
untuk mendownload malware. Program inilah yang akan digunakan pelaku untuk
mengendalikan komputer korban.
Karena exploit kit bekerja secara diam-diam, Anda mungkin akan sulit
mengetahui saat diserang. Maka dari itu, Anda perlu rajin mengupdate perangkat
dan jangan sembarangan membuka link.
8. Pembajakan
Pembajakan adalah aksi menggandakan karya orang lain demi keuntungan
pribadi. Di dunia online, pembajakan juga merupakan cyber crime yang kerap
terjadi. Mulai dari pembajakan software berbayar hingga buku elektronik.
Salah satu aksi cyber crime terkenal dalam hal pembajakan dilakukan
oleh KingdotCom.
Dalam aksi itu, mereka menayangkan acara televisi secara ilegal di websitenya.
Tindakan ini menyebabkan kerugian finansial bagi pemilik stasiun TV karena
sepinya penonton yang membayar tayangannya. Sementara itu, pelaku mendapatkan
keuntungan hingga lebih dari $175
juta.
Di Indonesia, aksi cyber crime ini cukup masih meresahkan. Faktanya,
pemakaian software bajakan di Indonesia mencapai 83% dan merupakan salah satu yang tertinggi
di Asia Pasifik. Padahal, software bajakan bisa saja mengandung malware yang
justru membahayakan.
9. Penipuan Online
Penipuan online atau online scam merupakan aksi cyber crime yang juga
perlu Anda waspadai. Sebab, bentuk penipuan yang terjadi bisa bermacam-macam
dan platformnya juga bisa apa saja. Bisa marketplace atau media
sosial.
Online scam sendiri tidak hanya terjadi pada individu sebagai targetnya.
Sebab pelaku online scam bisa berupa website toko online palsu, perusahaan
investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu cepat. Bahkan, online
scam bisa terjadi di lingkup negara hingga internasional.
Contoh kasus online scam lain yang cukup terkenal adalah OneCoin,
salah satu mata uang cryptocurrency. Meskipun awalnya tampak seperti mata uang
digital yang aman, pengguna baru sadar bahwa OneCoin hanyalah scam. Apalagi
ditambah dengan menghilangnya founder mereka secara mendadak. Alhasil, pengguna
dirugikan atas investasi yang dilakukan.
10. Spamming
Spamming adalah aksi cyber crime dengan menyebarkan email spam secara
massal. Isi email spam pun beragam, contohnya penawaran produk yang tidak
jelas.
Menurut riset, tingkat spam email dalam sebulan bisa mencapai 85%. Hal ini tentu cukup mengkhawatirkan,
terutama bagi Anda yang menggunakan email untuk bisnis. Bisa-bisa dengan
banyaknya spam yang diterima, ruang penyimpanan penuh, dan email penting dari
klien justru tidak bisa masuk.
Apalagi, kegiatan spam email masih bisa terjadi mengingat aksi pencurian
data hacker juga terus muncul. Ditambah dengan kasus adanya penjualan data oleh
pihak tidak bertanggung jawab.
Apa Saja Kerugian yang Ditimbulkan dari Cyber Crime?
Setiap tindak kejahatan di dunia maya tentu saja mengakibatkan kerugian
yang dirasakan oleh korbannya. Inilah beberapa kerugiannya:
1. Reputasi Online Bisa Terancam
Kerugian yang ditimbulkan dari cyber crime adalah reputasi online bisa
terancam. Apalagi jika Anda menggunakan aktivitas online untuk berbisnis. Jika
menjadi korban, bisa jadi bisnis online Anda akan kehilangan kepercayaan
pelanggan.
Katakanlah, toko online Anda terkena hacking. Pengunjung akan merasa
tidak aman untuk mengunjungi situs Anda, sehingga bisa jadi ia memutuskan untuk
tidak lagi berbelanja dari toko Anda. Sayang sekali, kan?
2. Kehilangan Data Penting
Salah satu kerugian terbesar cyber crime adalah kehilangan data. Hal ini
bisa terjadi baik pada akun pribadi maupun website yang menyimpan data pribadi
pelanggan.
Cyber crime selalu mencari celah agar dapat mencuri data penting dan
menggunakannya untuk berbagai kepentingan. Salah satunya untuk tujuan pemerasan
atau menjualnya di pasar gelap.
Sebagai contoh, Blackbaud, salah satu pembuat perangkat lunak
manajemen keuangan pernah menjadi korban pencurian data rahasia.
Perusahaan ini melaporkan bahwa situs mereka telah diretas. Peretas
berhasil mencuri data tentang siswa dan alumni dari 10 Universitas di Inggris,
AS, dan Kanada. Dampaknya, pelaku dapat menyebarluaskan data pribadi siswa dan
alumni. Mulai nama, hingga nomor jaminan sosial.
3. Kerusakan Software dan Sistem Komputer
Kerusakan software dan program juga bisa terjadi akibat ulah cyber
crime. Salah satu yang membuat heboh adalah serangan Ransomware WannaCry yang menyerang berbagai website
pemerintah. Saat itu, serangan yang terjadi menyebabkan banyak perangkat yang
tidak bisa diakses. Aksi ini terutama terjadi pada sistem operasi yang rentan,
baik yang sudah lawas maupun yang versi bajakan.
Itulah kenapa penting bagi Anda untuk selalu memperhatikan keamanan
sistem di komputer Anda. Salah satunya, dengan terus mengupdate antivirus dan
versi sistem operasi yang digunakan.
4. Kehilangan Sejumlah Uang
Kerugian finansial juga menjadi dampak terbesar dari kegiatan cyber
crime. Bentuk aksinya bisa bermacam-macam, mulai dari phishing hingga
extortion.
Tak hanya dialami oleh individu, maupun perusahaan, kehilangan sejumlah
uang akibat tindak cyber crime juga dialami oleh negara.
Berdasarkan penelitian Frost & Sullivan yang diprakarsai Microsoft pada 2018,
kejahatan siber di Indonesia bisa menyebabkan kerugian mencapai Rp 478,8
triliun atau 34,2 miliar dollar AS. Jumlah itu tergolong sangat fantastis.
Bagaimana jika Anda yang mengalami kerugian tersebut?
Maka dari itu, mulai sekarang lebih berhati-hati ya dengan tindak
kejahatan cyber crime!
Bagaimana Cara Terhindar dari Cyber Crime?
Jadi, sekarang Anda sudah jauh lebih memahami mengenai ancaman cyber
crime. Lalu, bagaimana cara agar dapat terhindar dari cyber crime? Berikut ini
tipsnya :
1. Gunakan Hosting yang Aman
Bisa dikatakan inilah langkah penting sebagai upaya melindungi website
Anda. Layanan hosting dengan perlindungan keamanan khusus dapat membantu Anda
mencegah aksi cyber crime.
Salah satunya adalah Niagahoster yang memiliki fitur Imunify360. Fitur ini mampu memberikan proteksi dari
serangan malware. Beberapa diantaranya dengan adanya Proactive Defense untuk
memblokir ancaman secara realtime dan Patch Management yang akan
mengupdate server ke versi terbaru secara otomatis.
2. Rajin Update
Rajin melakukan update bisa menjadi cara terhindar dari cyber crime. Baik
update pada sistem operasi maupun pada sistem manajemen di website Anda.
Sebagai contoh jika Anda menggunakan Windows, Anda akan
selalu mendapat notifikasi adanya update. Jika memungkinkan, segera lakukan
update yang direkomendasikan. Hal ini berlaku juga bagi pengguna MacOS maupun Linux.
Selain itu, lakukan update pada WordPress setiap kali ada versi terbaru. Anda
bisa melakukannya secara langsung melalui halaman dashboard WordPress atau
menggunakan langkah manual. Selain meningkatkan keamanan, Anda juga akan
mendapatkan fitur terbaru yang lebih canggih.
Tidak hanya itu, jangan lupa untuk selalu melakukan update tema, dan
plugin website WordPress Anda. Anda bisa melakukannya sekaligus atau bertahap
sesuai dengan kemampuan server Anda.
3. Pasang SSL
Apakah Anda pernah memperhatikan icon gembok yang berada sebelum URL
Website? Nah, itu adalah tanda bahwa website tersebut menggunakan SSL.
Dengan melihat icon gembok tersebut, pengunjung situs Anda akan lebih
percaya dengan website Anda. Hal ini karena pengunjung meyakini bahwa website
Anda memang aman untuk dikunjungi, karena telah mengaktifkan SSL.
Sebenarnya, alasan utama mengapa Anda harus memasang SSL adalah karena
sertifikat SSL menjamin keamanan yang berlapis. SSL menjamin bahwa setiap paket
data yang ditukar antara website Anda dengan pengunjung yang mengaktifkan SSL,
akan dilindungi oleh teknik enkripsi paling mutakhir.
Hal ini tentu saja dapat membuat Anda terhindar dari tindakan pencurian
data yang dilakukan oleh pihak tak diinginkan. Informasi apapun yang didapatkan
tidak akan terbaca, karena teknik enkripsi tersebut.
4. Terapkan 2-Factor Authentication
Sebagian Anda mungkin sudah mengenal 2FA. 2-Factor Authentication (2FA) adalah metode
keamanan yang memungkinkan website melakukan verifikasi pengguna secara
real-time dengan kode unik yang dibuat saat itu juga.
2FA ini merupakan metode populer yang sudah diterapkan oleh perusahaan
ternama, seperti Google, Facebook, Yahoo, dan lain sebagainya.
Metode 2FA ini mengharuskan pengguna tidak hanya memasukkan username dan
password mereka. Namun, juga akan diminta memasukkan kode OTP (one-time
password) yang dikirimkan melalui SMS atau e-mail.
5. Gunakan Password Unik
Apakah Anda termasuk yang masih membuat password dengan menggunakan
tanggal lahir? Sebaiknya Anda harus mengubahnya mulai dari sekarang. Password
seperti tanggal lahir, nomor telepon, dan nomor rumah adalah tipe-tipe password
yang mudah ditebak. Hal ini dapat membuat hacker semakin cepat untuk meretas
akun Anda.
Gunakan password dengan kombinasi angka, huruf, dan juga simbol.
Kombinasi password digunakan untuk menghindari serangan cyber crime. Jika Anda
kesusahan mengingat password kombinasi yang dibuat, aplikasi semacam LastPass tentu bisa membantu Anda menggunakan
password unik.
6. Hati-Hati dalam Membuka Email
Email menjadi salah satu media pelaku cyber crime menjalankan aksinya.
Pelaku mengirimkan email kepada korban dengan berpura-pura sebagai pihak
berwenang.
Ada banyak macam isi email yang digunakan untuk melakukan kejahatan
online. Salah satunya dengan memberikan link yang mengarahkan korban untuk
mengklik-nya. Jika tidak hati-hati, Anda bisa terperangkap dalam rencana jahat
yang sudah dipersiapkan oleh pelaku melalui link tersebut. Bisa jadi akan akan
mendownload aplikasi yang disusupi malware.
Jika sudah curiga, Anda bisa melakukan verifikasi kepada perusahaannya
langsung untuk memastikan apakah email tersebut kredibel atau tidak.
Kenali Cyber Crime, Jangan Menjadi Korbannya
Wah banyak juga ya hal yang sudah Anda pelajari tentang cyber crime?
Mulai dari pengertian, jenis hingga tips cara menghindarinya.
Berbagai jenis cybercrime, seperti identity theft, carding, dan cyber
extortion tentu membuat Anda semakin waspada untuk tidak mudah terjebak pada
aksi yang dilakukan oleh para pelaku cyber crime. Seperti dijelaskan, aksi
cyber crime bisa terjadi melalui serangan malware, phishing, deface website,
DDoS attacks, dan hacking.
Untungnya, Anda bisa mencegah aksi cyber crime ini terjadi. Caranya,
bisa dengan melakukan update rutin, memasang SSL, menggunakan password yang
unik, dan waspada ketika membuka email.
Nah, semoga informasi tentang cyber crime ini bermanfaat. Selalu
lindungi diri dan reputasi bisnis Anda dari cyber crime!
Sumber : https://www.niagahoster.co.id/blog/pengertian-cyber-crime/
0 Comments