Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam lebih dari 5% pada perdagangan Selasa (18/3/2025), memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan trading halt. Penurunan drastis ini dipicu oleh berbagai sentimen negatif, baik dari dalam maupun luar negeri, yang mengguncang kepercayaan investor.
Faktor Utama Penurunan IHSG
Para analis mengungkapkan bahwa beberapa faktor berkontribusi terhadap lesunya pasar saham Indonesia. Salah satu isu yang turut memicu kepanikan adalah rumor mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani.
1. Isu Mundurnya Sri Mulyani Mengguncang Pasar
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani, menyatakan bahwa rumor pengunduran diri Sri Mulyani menjadi salah satu pemicu utama gejolak pasar.
"Ada juga isu dan rumor Sri Mulyani mau mundur, itu juga membuat pasar mengalami gejolak," ungkap Arjun dikutip dari CNBC Indonesia (19/3/2025).
Head of Equity Trading Mitra Andalan Sekuritas, Arwendy Rinaldi Moechtar, juga menegaskan bahwa arus dana asing keluar dari pasar saham Indonesia akibat kepercayaan tinggi investor asing terhadap Sri Mulyani.
"Itu indikasi yang cukup signifikan karena asing percaya dengan Sri Mulyani," kata Arwendy dikutip dari CNBC Indonesia (19/3/2025).
2. Kekhawatiran Perang Dagang & Arus Keluar Dana Asing
Ketidakpastian global akibat perang dagang dan arus keluar dana asing masih menjadi faktor utama yang menekan IHSG. Risiko tarif impor, pembatasan perdagangan, serta meningkatnya ketegangan antarnegara besar membuat investor lebih berhati-hati dan memilih mengalihkan dana ke aset yang lebih aman.
3. Perlambatan Ekonomi Domestik & Ketidakpastian Regulasi
Fundamental ekonomi Indonesia juga menjadi sorotan investor. Menurunnya penerimaan pajak mencerminkan lemahnya aktivitas bisnis, sementara isu terkait pembentukan holding BUMN media Danantara memicu kekhawatiran terhadap dampak industri dan regulasi di dalam negeri.
Tak hanya itu, lonjakan jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan semakin banyaknya pabrik yang tutup menunjukkan lemahnya daya beli masyarakat serta tekanan terhadap sektor manufaktur dan tenaga kerja.
4. Penurunan Harga Komoditas & Dampaknya pada Ekonomi
Melemahnya harga batu bara, minyak sawit (CPO), dan nikel turut menekan perekonomian Indonesia. Penurunan harga komoditas ini berdampak langsung pada pendapatan emiten di sektor pertambangan dan perkebunan serta mengurangi penerimaan negara dari ekspor dan royalti.
Apa Dampaknya bagi Investor?
Menurut analis Andyka Pradana dari Jasa Utama Capital Sekuritas, kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini turut memberikan tekanan pada IHSG, termasuk pelemahan nilai tukar rupiah yang semakin menambah beban pasar saham.
Bagi investor, kondisi ini menjadi peringatan untuk lebih selektif dalam memilih saham serta mempertimbangkan diversifikasi portofolio guna meminimalisir risiko di tengah volatilitas pasar.
Lesunya IHSG akibat sentimen negatif baik dari dalam maupun luar negeri menandakan bahwa pasar saham Indonesia sedang dalam fase ketidakpastian tinggi. Investor disarankan untuk tetap waspada terhadap perkembangan pasar dan mempertimbangkan strategi investasi jangka panjang.
0 Comments